Protein ialah
bagian nutrisi penting yang diperlukan tubuh. Melainkan pada beberapa orang,
protein justru bisa menjadi bumerang bagi tubuh yang memicu timbulnya respons
alergi. Situasi ini disebut alergi protein.
Pada dasarnya, alergi protein
ialah alergi makanan, ialah respons alergi yang terjadi saat cara kekebalan
tubuh seseorang memberikan respons secara berlebihan kepada protein dari
makanan yang dikonsumsi. Umumnya, kondisi ini berpengaruh pada kulit, saluran
pencernaan, dan saluran pernapasan. Gejala alergi protein bisa timbul secara
tiba-tiba sesudah mengkonsumsi makanan tertentu yang mengandung protein.
Kecuali dari makanan, alergi protein juga bisa terjadi dampak respons kontak
kulit kepada protein tertentu pada hewan atau tumbuhan.
Seluruh makanan yang mengandung protein berpotensi menyebabkan alergi pada beberapa orang.
Melainkan, ada beberapa tipe makanan tertentu yang sangat awam menyebabkan
alergi. Problem alergi protein yang sering kali terjadi ialah alergi telur,
alergi boga bahari atau seafood seperti ikan dan udang, dan alergi
kacang-kacangan.
Alergi telur
Alergi telur ialah salah satu tipe protein protein yang banyak terjadi pada anak-anak dibanding orang
dewasa. Ini ialah respons tidak normal dari cara kekebalan tubuh seseorang
kepada protein yang terdapat pada telur. Baik putih telur atau kuning telur,
keduanya mengandung protein yang bisa memicu alergi. Bayi yang masih menyusu
ASI juga bisa mengalami respons alergi protein jikalau ibunya mengkonsumsi
telur.
Alergi ikan
Alergi ikan ialah salah satu tipe alergi protein yang banyak terjadi pada orang
dewasa. Ini ialah respons tidak normal dari cara kekebalan tubuh seseorang
kepada protein yang terdapat pada tipe ikan tertentu, baik ikan laut ataupun
ikan air tawar. Reaksi alergi protein ikan bisa terjadi saat mengkonsumsi atau
bersentuhan dengan ikan.
Alergi boga bahari atau seafood
Ini ialah respons alergi protein dampak cara kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan kepada
protein yang terdapat pada makanan laut tertentu, seperti udang, kepiting,
tiram, lobster, cumi-cumi, dan gurita. Gejalanya bisa timbul seketika atau
beberapa menit sesudah mengkonsumsi makanan laut pemicu alergi protein.
Seseorang yang memiliki alergi makanan laut bisa mengalami alergi kepada segala
tipe makanan laut, tapi bisa juga hanya alergi kepada satu atau beberapa tipe
makanan laut tertentu.
Alergi kacang
Protein pada kacang juga bisa memicu terjadinya alergi protein. Aneka tipe kacang bisa
menyebabkan alergi, antara lain kacang almond, pistachio, walnut, kacang mede,
hingga kacang tanah.
Alergi susu
Susu atau produk makanan dan minuman yang mengandung susu
bisa menimbulkan alergi protein.
Alergi susu terjadi saat cara kekebalan tubuh menganggap protein di dalam susu
sebagai benda asing yang berbahaya, sehingga menimbulkan respons alergi.
Sekali-sekali alergi susu dianggap sama dengan intoleransi laktosa atau susu,
tapi kedua kondisi ini berbeda.
Gejala dan Penanganan Alergi Protein
Gejala alergi protein
yang timbul karena mengkonsumsi telur, ikan, seafood, susu, dan kacang-kacangan
biasanya sama, mulai dari yang ringan hingga yang parah. Reaksi yang timbul
berupa gatal-gatal dan ruam merah pada kulit, mata berair dan gatal, sembab di
bibir; gangguan pada saluran pernapasan seperti hidung tersumbat dan
bersin-bersin; serta keadaan sulit pada saluran pencernaan seperti mual,
muntah, kram perut, serta diare.
Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi protein bisa menyebabkan kondisi darurat medis yang disebut
anafilaksis, dengan gejala batuk, pusing, penurunan kesadaran, terasa lemas,
dan terdapat pembengkakan pada saluran pernapasan yang menyebabkan sesak napas.
Berikut beberapa langkah penanganan alergi protein:
·
Diagnosis yang ideal oleh dokter ahli imunologi
ialah kunci utama untuk menangani kondisi alergi protein. Dokter akan menjalankan pemeriksaan jasmaniah dan
percobaan alergi.
·
Langkah kedua yang bisa dilakukan ialah dengan
menghindari zat pemicu alergi (alergen). Seumpama jikalau Anda mengalami alergi
sesudah makan protein telur,
karenanya direkomendasikan untuk tak mengkonsumsi telur dan makanan apa malah
yang mengandung telur.
·
Jangan lupa untuk selalu membaca label kemasan
produk makanan yang Anda beli, pastikan produk tersebut tak mengandung protein pada makanan yang bisa memicu
alergi Anda.
·
Untuk respons alergi ringan, penderita alergi protein bisa mengkonsumsi obat
antihistamin untuk meredakan gejalanya. Untuk alergi yang parah dan bisa
menyebabkan anafilaksis, kondisi tersebut perlu seketika memperoleh penanganan
di rumah sakit.
Mengingat manfaat protein
yang sangat baik bagi tubuh, para penderita alergi protein direkomendasikan
menjalankan imunoterapi atau terapi desensitisasi, untuk melatih agar tubuh membangun
respons toleransi kepada protein. Konsultasikan ke dokter mengenai langkah apa
saja yang bisa dilakukan untuk menuntaskan alergi protein tanpa patut
menghindari sepenuhnya sumber-sumber protein tersebut.